Jatuh Cinta Lalu Mati

Jatuh Cinta Lalu Mati

Tanah berumput lembut
Kirana. Jiwaku duduk berdiang
Melepas jumud dan kusut
Celaka. Hatiku enggan tuk tenang

Intim. Malam limabelas
Wajah itu semakin jelas
Kinasih. Cintaku terhempas
Khianat kejam merampas

Nafsu. Menggumam hentak – hentak
Menindas jantungku berontak
Cahaya. Lumpuh sebelum hari sepuluh
Aku hanya mampu mengeluh

Aku ingin seperti mereka
Ajaib. Lelaki itu kuat tiada tara
Meski titah cinta seberat buana
Asa. Pundak bergetar jiwa bahagia

Ia merasa teramat indah
Gila. Dalam bahagia transendental
Ia sudah tidak di tanah
Raja. Daulat cinta kekal nan sakral

Egois. Sungguh aku belum bernyali
Jatuh cinta lalu mati
Hedonis. Sungguh aku belum terkendali
Jatuh bangun takluk syahwati

(Kita bukan petualang cinta.
Satu cinta untuk seribu. Fana
Kita adalah pejuang cinta.
Seribu cinta untuk satu. Baka)

Rumi*. Jalan para nabi adalah jalan cinta
Kita adalah anak – anak cinta
Dan cinta adalah ibu kita

*Syeikh Jalaluddin Rumi

About eLki

sebutir debu di atas puing cahaya

Posted on 22 November 2012, in Puisi Bebas and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 2 Komentar.

  1. bagus, tapi jangan mati dulu

Tinggalkan komentar